Top Social

Featured Posts Slider

Image Slider

Resep Rica-rica Entog ala Winong

Minggu, 26 Maret 2017
Rica-rica Entog ala Winong Mirit, Kebumen






 Bahan-bahan :

Entog muda  (bukan bebek)  yang ekornya mulai berkembang  yang bila dalam bentuk daging  bersih 1,25 kg.

Bumbu utama dibawah ini, semua dicuci bersih, terdiri dari:

  •         Bawang putih  6 siung
  •         Bawang merah sedang 12  biji
  •          Pala ¼.
  •           Muncang ( kemiri) bulat 6 biji.
  •           Cabe  kriting 6 biji

3       Bumbu pendukung juga demikian dibersihkan & disiapkan terlebih dahulu Diantaranya :

  •      Daun salam dan daun jeruk dicuci yang bersih.
  •          Jahe di kupas 3cm
  •          Tomat hijau  2
  •           Sereh 2 batang
  •           Kunyit dikupas 1,5 cm
  •           Gula merah 2 jempol tangan
  •        Kecap manis 3 sdm
  •           Garam  2 sdm  /  secukupnya
  •           Daun salam   8 lembar
  •        Daun jeruk untuk rendang 4 lembar
  •        Merica bulat   1 sdm, dihaluskan
  •        Sedikit MSG (bubuk kaldu rasa sapi)
          Persiapan mengolah :

a)      Daging dipotong seukuran lebar 3 jari
b)    Masukkan kedalam air yang  sudah /sedang mendidih selama 15 menit  kemudian  dibilas, tiriskan (langkah ini untuk menghilangkan bau amis)Bumbu : dari a  s.d. e diulek halus atau di blender.
c)      Bumbu  : f s.d. i di iris tidak terlalu tipis.

Cara mengolah :

Agar diperhatikan urut-urutan memasukkannya  serta waktu dan penyetelan apinya :
a)      Bumbu yang dihaluskan (Bumbu Utama) di tumis dengan minyak 2 sdm  sampai  harum.
b)      Masukkan bumbu pendukung diaduk 1 menit
c)       Masukkan daging aduk-aduk selama  5 menit.
d)   Masukkan air dingin hingga permukaan terendam sempurna (± 2,5 gelas) ; aduk-aduk sampai 5 menit.
e)      Masukkan bumbu daun jeruk, daun salam dan sedikit penyedap. Aduk dengan merata.
f)    Ditutup dan api dibuat agak besar , tunggu hingga 30 menit sampai air tinggal sedikit. Buka tutupnya dan taburi merica bubuk  serta  sedikit MSG . Aduk merata dan  biarkan dengan api sedang selama 10 menit.
g)   Hidangkan selagi hangat dengan taburan bawang goreng (Sajian untuk 5 orang).
Selamat mencoba.

Helikopter BO105 Bolkow



PAHA MENGAPIT PUNGGUNG KUDA

Lihatlah  pacuan kuda  di NTT. Tak ada kesan takut sedikitpun bagi seorang anak yang masih bau kencur, ia masih dibangku SD, nampak  percaya diri menjadi joki balapan kuda .
 Kepalanya merunduk berlindung surai rambut leher kuda yang  menerpa-nerpa mukanya karena sambaran angin. Matanya dipicingkan mengintip arah kepala kuda. Seakan dia sedang memPraktekkan teori aerodinamik untuk mengurangi hambatan saat kuda menerobos angin.

Amazing“ dia membalap tanpa pelana, karena dengan pelana hanya akan mengganggu kecepatan penyesuaian keseimbangan. Ia reflek mengatur posisi bokong dan badannya   terhadap kemiringan punggung kuda, utamanya saat kuda membuat loop membelok.

Lihat perubahan posisi badan Valentino Roosi  diatas sadel  saat  membuat loop di tikungan  pada lomba GP internasional.
Gerakan ini menjadi pelengkap penting saat menarik sediki tali kekang menggeser track  menyalip atau ingin  menutup laju kuda dibelakangnya.

Bokong joki merasakan diulur-tarik seiring dengan gerak kedua kaki depan kuda yang  hampir bersamaan diangkat dan kedua kaki belakang  serempak menjejak tanah melompat ke udara. Kecepatan kuda, taktik bokong, terpaan angin dan sambaran surai diwajah, belum lagi sorak sorai penonton semua itu sungguh mencipta sensasi yang luar biasa  bagi joki saat  di punggung kuda dengan kecepatan 45 km per jam. Ingat kecepatan tertinggi kuda balap kelas dunia ada yang mencapai  88 km per jam.

Joki kecil itu kadang sedikit menegakkan badannya dengan berirama memukul pinggul kuda dengan cemeti pendek berujung kulit  berlipat. Dengan tanpa bermaksud menyakiti tunggangannya ia memberi perintah agar mempercepat larinya untuk mendahului lawanlawannya. Sebenarnya tidak ada kuda balap yang malas. Begitu start dia maunya menang sendiri.

Untuk merekatkan badannya dipunggung kuda ia  hanya sedikit mengepitkan kedua paha di bagian depan punggung  bukan kepitan telapak kakinya di perut kuda.
Pelana kuda atau sanggurdi hanya digunakan saat balap tingkat daerah atau nasional/  internasional. Posisi joki pun biasanya berdiri merunduk bertumpu  pada pijakan kaki di kanan dan kiri sanggurdi. Diwaktu libur dan jalanan sepi aku sering membalapkan kudaku   di jalan kecamatan yang diapit persawahan luas dari ujung desa tetangga ke mulut desaku  yang berjarak hampir 1 km. Pernah juga aku diperbolehkan menjajal trak di Ambal. Sensasi  dipunggung kuda saat ada kecepatan dalam  kesepian. Hanya ada detak kaki kuda saja. Saat itu aku masih di  bangku SMPN Kebumen.


NGEBUT DIATAS RERIMBUNAN POHON DI KOTA BANDUNG.
(Part  two dari 3)

Lalu .... setelah aku dewasa apakah sensasi  yang aku rasakan saat  “cruising” ngebut  dengan helikopter  mungil BO 105  berbaling-baling 4, dengan suara  yang nyaring  terbang  lurus dengan kecepatan  165 km /per jam? Kecepatan maksimum helikopter BO 105 buatan IPTN  ini dengan lisensi dari  Messerschmitt-Bolkow-Blohn bisa mencapai 242 km/jam.
Setelah terbang dengan berbagai  mode, dari hovering yang sedikit menegangkap saat pilot mempertahankan ketinggian yang tetap, kemudian diving maupun membuat loop serta cruising untuk merekam vibrasi pada  boom kosong yang nantinya akan dipasangi roket  atau senjata, kami berdua pulang menuju Lanud Husein S, setelah  mendapat release dari tower Husein  diperbolehkan mendarat.
Saat itulah pikiran tidak dibebani lagi untuk “meng-operate” instrumen dipangkuanku dan   mencatat peak penunjukan dua instrumen di kiri dan kanan pahaku, kami ngebut diatas rerimbunan pohon di diatas Bandung  utara.
Saat mengebut sejajar diatas jalan yang lurus ,seakan aku berpacu dengan mobil-mobil yang melaju searah nampak hanya sebesar korek api. Kami terbang bagaikan diatas gang kecil yang diapit pohon nan rimbun  Aku tidak tahu hiruk pikuk apa dibawah sana. Maunya hanya mendarat-mendarat dan istirahat, nanti mulai lagi satu sorties lagi. Ngebut diatas pohon dengan fikiran tak terbebani kemudian menyusuri landasan yang memanjang dan  mendarat disisi selatan ujung  barat landasan, berdua  turun untuk istirahat sejenak. Oh ya, diatas kota kami tidak  boleh latihan dengan dipasangi  senjata  apapun.  Nanti  saja di pinggir pantai Pameungpeuk dekat pantai Pangandaran, dimana di saat  kami  menembakkan roket  kesasaran sebagai latihan keharmonisan antara  penyetelan “ alat  bidik”  versus ketepatan hasil tembakan roket ke sasaran. Sepi dan tegang  yang diatas seru yang dibawah itu sensasi yang satu lagi.




SENSASI MENUNGGANG KUDA BALAP  vs. NGEBUT DENGAN HELI
(Part three dari 3)

SEDIKIT MENUKIK... HITUNG MUNDUR -3 2 1 GO... BERSAMAAN TOMBOL START AKU TEKAN.

Lain lagi sensasi saat terbang cepat membentuk sudut menurun 20 derajat dari jarak mendatar 1000 m dan ketinggian tertentu. Saat ada aba-aba siap relase dari bawah   tanganku cepat mempersiapkan posisi on  ketiga  instrumen,mata melirik sejenak keatas pada instrumen penunjukan “sikap pesawat” sambil membuat hitungan mundur 3,2,1....,go... relese penembakan roket  ka arah sasaran tabir 6x6 meter. Bersamaan dengan”go”  itu aku menghidupan high speed recorder hanya dalam 3 detik segera kumatikan . Tangan segera mencatat  penunjukan puncak  2 instrumen yang berada di sisi kanan dan kiri pahaku.

Kalau roket tepat kena sasaran rasanya lega sekali, lalu membuat loop keatas atau kesamping menghindari kalau terjadi recoset dari  hulu roket  manakala membentur benda keras.  Saat membuat  loop melesat ke kiri  aku melirik pasir laut Pameungkpeuk.
Kesibukan mata, telinga dan tangan serta ketegangan, kecemasan atau kegembiraan itulah sensasi  yang kurasakan.

Bila hasil tembakan terjadi under shoot atau over shoot terhadap sasaran atau bisa juga  melenceng kesampin  ,  kami berfikir apa atau siapa yang  salah? Aku menatap MR Summer test pilot disampingku ingin tahu reaksi mimik wajahnya manakala  gagal. Kami bercakap-cakap sambil menuju tempat pendaratan. Itulah bedanya dua sensasi menunggang kuda dan sensasi  diatas  helikopter. Kami  mendarat untuk naik lagi setelah roket atau senjata disiapkan.
 Bisa 4 sorties dalam sehari, kami  tetap  siap dan tetap semangat. Its been a hard days........ and when night it’s come, I’ll  be sleeping, siap tugas besok pagi.

 Manakala  pulang ke Bandung tugasku masih panjang bersama rekan-rekan menganalisa dan membuat laporan tertulis respon vibrasi boom heli saat dipakai menembak  dan  melihat referensi  hasil bidikan. Semuanya  untuk  bahan evaluasi bagi para atasan. Go or not to go, andai heli itu dipersenjatai untuk ikut menjaga NKRI. Itu hak para petinggi. Wassalam.

Custom Post Signature

Custom Post Signature